JAKARTA-Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Nasaruddin Umar, menilai pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 adalah bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berintegrasi. Hal itu ia sampaikan pada sidang kelulusan UM-PTKIN yang dihadiri para rektor PTKIN se-Indonesia, Rabu (25/6). “UM-PTKIN harus jadi ruang pembentukan karakter. Dunia kerja sekarang menuntut bukan hanya kepintaran, tapi juga kejujuran dan kesabaran,” ujarnya menegaskan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy, “Alhamdulillah, tahun ini ada sekitar 1042 calon mahasiswa yang mengikuti UM-PTKIN di UIN Salatiga. Adanya seleksi UM-PTKIN akan membuka peluang tersaringnya generasi yang mumpuni baik dalam bidang akademik, non-akademik, dan moral.”
Menurut keterangan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Amien Suyitno, UM-PTKIN 2025 berhasil diselenggarakan dengan baik meski menghadapi sejumlah tantangan teknis. “Secara umum UM-PTKIN 2025 berjalan dengan lancar. Kendala teknis dapat dihadapi dengan baik berkat kuatnya koordinasi dan sinergi lintas unit. Semoga model pelaksanaan ini bisa jadi rujukan untuk seleksi tahun-tahun berikutnya,” lanjutnya.
Ketua Panitia Nasional PMB UM-PTKIN 2025, Prof. Masnun Tahir menambahkan bahwa tingkat kehadiran peserta mencapai angka yang sangat tinggi, “Alhamdulillah, tingginya tingkat kehadiran peserta menunjukkan bahwa sistem seleksi UM-PTKIN makin dipercaya dan dipilih oleh masyarakat luas.”
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Sahiron berharap seluruh PTKIN dapat aktif merancang program studi baru yang inovatif dan relevan dengan dinamika sosial serta kebutuhan industri. Ia juga menegaskan pentingnya membuka ruang pembelajaran fleksibel seperti kelas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) serta penguatan Program Magang Mahasiswa secara nasional. (Pokja Humas PMB PTKIN/ed: nhl)