SALATIGA-Rektor Universitas Islam Negeri Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy menyampaikan pentingnya perkembangan berkelanjutan pada gelaran 2025 Annual International Interdiciplinary Conference and Research Expo (AIICARE), Senin (3/11). “Keberlanjutan dapat didekati dari berbagai sisi, seperti sains, kebudayaan, dan masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa pendidikan berkelanjutan harus bisa menjadi jembatan bagi semua, “Dari pendidikan berkelanjutan, kita bisa melibatkan masyarakat dan budaya untuk memajukan peradaban.”

Prof. Zakiyuddin menegaskan kalangan akademik dapat bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk bersama membangun dunia. “Sains, agama, budaya, dan masyarakat harus bersatu padu untuk membangun perkembangan yang berkelanjutan. Kami di UIN Salatiga berupaya mewujudkan hal tersebut,” tambahnya.
Selain Rektor UIN Salatiga, AIICARE 2025 menampilkan Theophile Rurangwa (Embassy Rwanda), Ananta Kumar Giri (Madras Institute of Development Studies), Prof. Maila Dini Rahiem (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dan Prof. Jumanto (Universitas Dian Nuswantoro Semarang) sebagai pembicara utama.

Pada kesempatan tersebut, Theophile Rurangwa menjelaskan mengenai pemerintahan, kebijakan, dan keadilan berkelanjutan di Rwanda. “Kebangkitan Rwanda paska genosida dapat berhasil karena adanya pemerintahan yang akuntabel, partisipasi masyarakat, dan budaya serta kearifan lokal yang dijunjung baik,” tegasnya.

Sedangkan Ananta Kumar Giri memaparkan mengenai Pluriversal Evolutionary Flourishing, Onto-Decolonial Transformations, Gandhian Constructive Programs, Trans-Civilizational Dialogues and The Contemporary Challenges of Planetary Realizations; Prof. Maila Dini Rahiem menyampaikan materi mengenai MBG, STEM, dan Keberlanjutan; dan Prof. Jumanto menyampaikan materi mengenai Bahasa Berkelanjutan.
Menurut keterangan yang diberikan oleh Ketua LP2M UIN Salatiga, Hammam, Ph.D, ada sekitar 196 riset yang akan dipaparkan pada AIICARE 2025, “Tahun ini ada 196 riset dari peneliti dengan rincian 100 riset dari sivitas akademika UIN Salatiga. Di antara riset-riset tersebut, enam riset telah dimanfaatkan oleh stake holder terkait.” (nhl)


